Khasiat dan manfaat dari buah yg di Spanyol dikenal dgn nama graviola atau dgn nama Inggris soursop atau sirsak diakui sebagai pembunuh alami sel kanker yg ajaib dgn 10.000 kali lbh kuat dari pada terapi kemo. Beberapa peneliti di Health Sciences Institute mengakui jika buah sirsak memberikan efek anti tumor/kanker yg sangat kuat dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker.

Selain menyembuhkan kanker buah sirsak juga berfungsi sebagai antibakteri antijamur (fungi) efektif melawan berbagai jenis parasit/cacing menurunkan tekanan darah tinggi depresi stres dan menormalkan kembali sistem syaraf yg kurang baik. Penelitian Health Sciences Institute diambil berdasarkan kebiasaan hidup suku Indian yg hidup di hutan Amazon. Beberapa bagian dari pohon ini seperti kulit kayu akar daun daging buah dan biji selama berabad-abad menjadi obat bagi suku Indian. Graviola atau sirsak diyakini mampu menyembuhkan sakit jantung asma masalah liver (hati) dan rematik.

Sejak 1976 graviola telah terbukti sebagai pembunuh sel kanker yg luar biasa pada uji coba yg dilakukan oleh 20 Laboratorium independen yg berbeda dan dilakukan di bawah pengawasan The National Cancer Institute.

Suatu studi yg dipublikasikan oleh the Journal of Natural Products menyatakan bahwa studi yg dilakukan oleh Catholic University di Korea Selatan menyebutkan bahwa salah satu unsur kimia yg terkandung di dalam graviola mampu memilih membedakan dan membunuh sel kanker usus besar dgn 10.000 kali lbh kuat dibandingkan dgn adriamycin dan terapi kemo. Penemuan yg paling mencolok dari studi Catholic University ini adalah: graviola bisa menyeleksi memilih dan membunuh hanya sel jahat kanker sedangkan sel yg sehat tak tersentuh atau terganggu. Graviola tak seperti terapi kemo yg tak bisa membedakan sel kanker dan sel sehat maka sel-sel reproduksi (seperti lambung dan rambut) dibunuh habis oleh terapi kemo sehingga timbul efek negatif rasa mual dan rambut rontok.Studi di Purdue University membuktikan bahwa daun graviola mampu membunuh sel kanker secara efektif terutama sel kanker: prostat pankreas dan paru-paru.

Hasil riset beberapa universitas itu membuktikan jika pohon ajaib dan buah ini bisa:

  1. Menyerang sel kanker dgn aman dan efektif secara alami tanpa rasa mual berat badan turun rambut rontok seperti yg terjadi pada terapi kemo.
  2. Melindungi sistim kekebalan tubuh dan mencegah dari infeksi yg mematikan.
  3. Energi meningkat dan penampilan fisik membaik.
  4. Secara efektif memilih target dan membunuh sel jahat dari 12 tipe kanker yg berbeda di antara kanker usus besar payudara prostat paru-paru dan pankreas.
  5. Daya kerja 10.000 kali lbh kuat dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dgn adriamycin dan terapi kemo yg biasa digunakan.
  6. Tidak seperti terapi kemo sari buah ini secara selektif hanya memburu dan membunuh sel-sel jahat dan tak membahayakan atau membunuh sel-sel sehat. Lebih lengkap http://www.inilah.com/berita/gaya-hidup/2009/10/24/172073/as-rahasiakan-obat-kanker-dari-buah-sirsak/

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Imun

Kasus

Tn. A berobat ke RS AC dengan keluhan panas yang tidak turun-turun, diare berat sudah 1 bulan dan berat badan turun sejak 2 bulan yang lalu. Berbagai pemeriksaan sudah dilakukan dan pasien diduga menderita AIDS. Salah satu pemeriksaan yang dilakukan adalah ELISA. Hasil pemeriksaan saat ini didapatkan klien mengeluh sesak nafas dan batuk sehingga terpasang oksigen 2 liter/menit.

Konsep Teori yang Terkait Dengan Kasus di atas

A. Virus HIV

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.

Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.

Bagaimana virus HIV bisa menimbulkan rusaknya sistem kekebalan manusia ?

Virus HIV membutuhkan sel-sel kekebalan kita untuk berkembang biak. Secara alamiah sel kekebalan kita akan dimanfaatkan, bisa diibaratkan seperti mesin fotocopy. Namun virus ini akan merusak mesin fotocopynya setelah mendapatkan hasil copy virus baru dalam jumlah yang cukup banyak. Sehingga lama-kelamaan sel kekebalan kita habis dan jumlah virus menjadi sangat banyak.

CD 4 adalah sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit. CD 4 pada orang dengan sistem kekebalan yang menurun menjadi sangat penting, karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam memerangi infeksi yang masuk ke tubuh manusia.

B. Penyakit AIDS

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV. AIDS adalah sindroma yang menunjukkan defisiensi imun seluler pada seseorang tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan tejadinya defisiensi, tersebut seperti keganasan, obat-obat supresi imun, penyakit infeksi yang sudah dikenal dan sebagainya.

Tanda dan Gejala

Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi):
Gejala Mayor:

- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan

- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan

- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan

- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis

- Demensia/ HIV ensefalopati

Gejala Minor:

- Batuk menetap lebih dari 1 bulan

- Dermatitis generalisata

- Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang

- Kandidias orofaringeal

- Herpes simpleks kronis progresif

- Limfadenopati generalisata

- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita

- Retinitis virus sitomegalo

Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang lamanya 1 – 2 minggu pasien akan merasakan sakit seperti flu. Dan disaat fase supresi imun simptomatik (3 tahun) pasien akan mengalami demam, keringat dimalam hari, penurunan berat badan, diare, neuropati, keletihan ruam kulit, limpanodenopathy, pertambahan kognitif, dan lesi oral.

Dan di saat fase infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi AIDS (bevariasi 1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS) akan terdapat gejala infeksi opurtunistik, yang paling umum adalah Pneumocystic Carinii (PCC), Pneumonia interstisial yang disebabkan suatu protozoa, infeksi lain termasuk menibgitis, kandidiasis, cytomegalovirus, mikrobakterial, atipikal

a. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)

Acut gejala tidak khas dan mirip tanda dan gejala penyakit biasa seperti demam berkeringat, lesu mengantuk, nyeri sendi, sakit kepala, diare, sakit leher, radang kelenjar getah bening, dan bercak merah ditubuh.

b. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) tanpa gejala

Diketahui oleh pemeriksa kadar Human Immunodeficiency Virus (HIV) dalam darah akan diperoleh hasil positif.

c. Radang kelenjar getah bening menyeluruh dan menetap, dengan gejala pembengkakan kelenjar getah bening diseluruh tubuh selama lebih dari 3 bulan.

Etiologi
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV.
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :

1.Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala.

2.Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.

3.Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.

4.Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari, B

menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.

5.AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan.

Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist. AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :

1.Lelaki homoseksual atau biseks. 5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.

2.Orang yang ketagian obat intravena

3.Partner seks dari penderita AIDS

4.Penerima darah atau produk darah (transfusi).

AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu HTL II, LAV, RAV. Yang nama ilmiahnya disebut Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) yang berupa agen viral yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap limfosit T

WOC

VIRUS MASUK DALAM PEREDARAN DARAH DAN INVASI SEL TARGET HOSPES

Terjadi perubahan pada struktural sel diatas akibat transkripsi RNA virus + DNA sel sehingga terbentuknya provirus

Virus HIV bersifat sebagai antigen didalam tubuh

Penatalaksanaan

Belum ada penyembuhan untuk AIDS, jadi perlu dilakukan pencegahan Human Immunodeficiency Virus (HIV) untuk mencegah terpajannya Human Immunodeficiency Virus (HIV), bisa dilakukan dengan :

- Melakukan abstinensi seks / melakukan hubungan kelamin dengan pasangan yang tidak terinfeksi.

- Memeriksa adanya virus paling lambat 6 bulan setelah hubungan seks terakhir yang tidak terlindungi.

- Menggunakan pelindung jika berhubungan dengan orang yang tidak jelas status Human Immunodeficiency Virus (HIV) nya.

- Tidak bertukar jarum suntik,jarum tato, dan sebagainya.

- Mencegah infeksi kejanin / bayi baru lahir.

Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka terapinya yaitu :

a. Pengendalian Infeksi Oportunistik

Bertujuan menghilangkan,mengendalikan, dan pemulihan infeksi opurtunistik,nasokomial, atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien dilingkungan perawatan kritis.

b. Terapi AZT (Azidotimidin)

Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat enzim pembalik traskriptase. AZT tersedia untuk pasien AIDS yang jumlah sel T4 nya <>3 . Sekarang, AZT tersedia untuk pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif asimptomatik dan sel T4 > 500 mm3

c. Terapi Antiviral Baru

Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan menghambat replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obat ini adalah :

– Didanosine

– Ribavirin

– Diedoxycytidine

– Recombinant CD 4 dapat larut

d. Vaksin dan Rekonstruksi Virus

Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon, maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan keahlian dibidang proses keperawatan dan penelitian untuk menunjang pemahaman dan keberhasilan terapi AIDS.

e. Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan sehat,hindari stress,gizi yang kurang,alcohol dan obat-obatan yang mengganggu fungsi imun.

f. Menghindari infeksi lain, karena infeksi itu dapat mengaktifkan sel T dan mempercepat reflikasi Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Pemeriksaan Diagnostik

1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV :

ELISA
Western blot

P24 antigen test

Kultur HIV

2.Tes untuk deteksi gangguan system imun.

Hematokrit.
LED
CD4 limfosit

Rasio CD4/CD limfosit

Serum mikroglobulin B2

Hemoglobulin

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Imun

Pengkajian

Identitas Klien

Nama :Tn. A

Jenis kelamin : Laki-laki

Riwayat penyakit sekarang : positif AIDS

Riwayat keluarga

Data objektif :

· CD4 berkisar antara 1400-1500(NORMAL)

· demam kronik, dengan atau tanpa menggigil, keringat malam hari berulang kali, lemah, lelah, anoreksia

· BB menurun

· Kardiovaskuler ; takikardi, sianosis, hipotensi, edem perifer, dizziness

· Pernapasan : dyspnea, takipnea, sianosis, SOB, menggunakan otot Bantu pernapasan, batuk produktif atau non produktif

· Albumin 2,7 g/dL (N=3,5-5,0 g/dL)

· Kalsium 7(N=9-11mg/dL)

· Kalium 2,8 (N=3,5-5,5 mEq/L)

· Natrium 120 (N=135-145mEq/L)

· Hb 10 (N pria=13,5-18)

· Sel darah putih 14500/uL (5000-10000/uL)

· Turgor kulit bentuk semula kembali dalam 10 detik

· Hematokrit 50%

· Masukan di bawah nilai normal 1200 cc/hari

Data subjektif

· “Saya sulit tidur

· “Saya tidak menggunakan diuretik”

· “Saya haus”

Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan volume cairan aktif

NOC

1. Keseimbangan elektrolit dan asam basa

2. Keseimbangan cairan

3. Status nutrisi: intake makanan dan cairan

1. Keseimbangan elektrolit dan asam basa

Defenisi: keseimbangan dari elektrolit dan nonelektrolit dalam ruangan intrasel dan ekstrasel tubuh

Kriteria hasil:

· Serum sodium dalam batas normal

· Serum potasium dalam btas normal

· Serum klorida dalam batas normal

· Serum natrium dalam batas normal

· Serum kalium dalam batas normal

· Serum magnesium dalam batas normal

NIC

- Pemantauan cairan elektrolit

Defenisi: pengumpulan dan analisis data pasien untuk regulate keseimbangan elektrolit

Aktifitas:

· Memonitor ketidak seimbangan asam basa

· Identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit

· Memonitor kehilangan cairan dan dihubungkan dengan kehilangan elektrolit

· Konsultasi dengan dokter jika ada tanda dan gejala dari ketidakseimbangan cairan atau elektrolit

· Monitor serum dan osmolalitas urin

· Lengkapi nutrisi makanan dan cairan secara teratur

2. Keseimbangan cairan

Defenisi: keseimbangan cairan yang terdapat diruangan intrasel dan ekstrasel tubuh

Kriteria hasil:

· Keseimbangan intake dan output 24 jam

· Berat badan stabil

· Tidak ada rasa haus yang berlebihan

· Elektrolit serum dalam batas normal

· Hidrasi kulit tidak ada

NIC

- Pengelolaan cairan

Aktifitas:

· Pantau berat badan biasanya dan kecendrungannya

· Mempertahankan intake dan output pasien

· Pantau ststus hidrasi

· Memonitor status hemodynamic termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWP

· Pantau tanda-tanda vital pasien

· Pantau status nutrisi pasien

3. Status nutrisi: intake makanan dan cairan

Defenisi: sejumlah makanan dan cairan yang masuk ketubuh 24 jam

Kriteria hasil:

· Intake makanan oral

· Intake cairan melalui oral

· Intake cairan

· Intake total nutrisi parenteral

NIC

- Pemantauan nutrisi

Defenisi:

Aktifitas:

· Menetapkan interval berat badan pasien

· Pantau kecendrungan dalam penurunan berat badan

· Pantau albumin , protein, Hb, dan hematokrit

· Pantau limfosit dan kadar elektrolit

· Pantau pilihan makanan pasien

· Pantau intake kalori dan nutrisi

Perawatan jenazah bagi penderita AIDS

Cara memandikan jenazah pengidap penyakit menular seperti HIV/AIDS tidak bisa sembarangan. Salah satunya, wajib mengenakan universal precaution (UP), yakni standar perlengkapan kesehatan yang terdiri atas penutup kepala, masker, goggle (penutup hidung), sarung tangan, pakaian steril, dan sepatu bot.

Meski cara memandikannya tetap sama, namun terhadap jenazah penderita HIV/AIDS tidak boleh dipangku seperti ketika memandikan jenazah yang terkena penyakit lain. Wajib gunakan UP untuk mencegah yang memandikan jenazah tertular HIV/AIDS.

Ada beberapa hal lain yang juga harus diperhatikan, yakni seperti pastikan air bekas memandikan jenazah bisa langsung mengalir ke got atau saluran pembuangan, dan jangan sampai tergenang. Sebab, genangan tersebut memungkinkan terjadinya penularan virus lain selain HIV/AIDS. Air yang dipakai harus clorin supaya virus yang berpotesi menularkan bibit penyakit bisa mati.

Ketika membersihkan jenazah tak boleh memangkunya.Caranya yaitu Jenazah diletakkan di tempat tidur, sementara yang membersihkan jenazah (modin) membersihkan jenazah. Setelah itu, sesegera mungkin jenazah dikafani dan dimakamkan, tak ada perbedaan teknik mengafani jenazah. Para modin tetap menggunakan UP ketika mengafani jenazah ODHA. Masyarakat jangan berpikir tindakan tersebut merupakan bentuk diskriminasi. Tapi, itu upaya melindungi modin agar tidak tertular penyakit yang sama.

perkembangan kepribadian dan mental pada anak

2.1. Dasar Teoretik Perkembangan Kepribadian

Menurut Freud, semua perilaku manusia digerakkan oleh kekuatan psikodinamik , dan energy fisik ini dibagi menjadi 3 komponen kepribadian :

a. Id, yaitu pikiran bawah sadar; komponen dari lahir yang digerakkan oleh insting; id mematuhi prinsip-prinsip kesenangan tentang pemuasan kebutuhan yang sifatnya segera tanpa memperdulikan apakah objek atau tindakan tersebut dapat melakukannya secara actual.

b. Ego, yaitu pikiran sadar, memberikan prinsip- prinsip realita. Berfungsi sebagai kesadaran atau pengendalian diri yang mampu menemukan arti realistis tentang memuaskan insting sambil menghambat pikiran irrasionaldari id.

c. Superego, yaitu suara hati, berfungsi sebagai hakim moral dan mewakili ideal. Superego merupakan mekanisme yang mencegah individu mengekspresikan insting yang tidak diinginkan yang dapat mengancam tatanan social.

Perkembangan Psikoseksual (Freud)

Freud menganggap insting seksual sbagai sesuatu yang signifikan dalam perkembangan kepribadian. Selama masa kanak-kanak bagian-bagian tubuh tertentu memiliki makna psikologik yang menonjol sebagai sumber kesenangan baru dan konflik baru yang secara bertahap bergeser dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain pada tahap-tahap perkembangan tertentu :

a. Tahap oral (lahir – 1 tahun)

Selama bayi, kesenangan berpusat pada aktivitas oral seperti mengisap, menggigit, mengunyah dan berbicara. Metode pemuasan kebutuhan oral yang mereka pilih dapat memberikan beberapa indikasi kepribadian yang sedang mereka bentuk.

b. Tahap anal (1-3 tahun)

Selama tahun kedua kehidupan berpusat pada bagian anal saat otot-otot sfingter berkembang dan anak-anak mampu menahan atau mengeluarkan feses sesuai keinginan.

c. Tahap falik (3-6 tahun)

Genital menjadi area tubuh yang menarik dan sensitive. Anak mengetahui perbedaan jenis kelamin. Pada periode ini terjadi masalah yang controversial tentang Oedipus dan Electra kompleks, penis envy, dan ansietas terhadap kastrasi.

d. Periode laten (6-12 tahun)

Anak melakukan sifat dan keterampilan yang telah diperoleh. Energy fisik dan psikis diarahkan untuk mendapatkan pengetahuan dan bermain.

e. Tahap genital (12 tahun ke atas)

Tahap signifikan yang terakhir dimulai pada saat pubertas dengan maturasi system reproduksi dan produksi hormone-hormon seks. Organ genital menjadi sumber utama ketegangan dan kesenangan seksual tetapi energy juga digunakan untuk membentuk persahabatan dan persiapan pernikahan.

Perkembangan Psikososial (Erikson)

Merupakan teori perkembangan kepribadian yang paling banyak diterima. Erikson menggunakan konsep-konsep biologis tentang periode kritis dan epigenesist, menjelaskan konflik atau masalah inti yang harus dikuasai individu selama periode kritis dalam perkembangan kepribadian.

Setiap tahap psikososial mempunyai 2 komponen yaitu aspek menyenangkan dan tidak menyenangkan dari konflik inti dan perkembangan ke tahap selanjutnya bergantung kepada penyelesaian konflik ini. Pendekatan rentang kehidupan Erikson terhadap perkembangan kepribadian terdiri atas 8 tahap, namun hanya 5 tahap pertama yang berkaitan dengan masa kanak-kanak, yaitu:

a. Percaya vs tidak percaya (lahir sampai 1 tahun), berkaitan dengan tahap oral Freud.

Pembentukan rasa percaya dasar ini mendominasi tahun pertama kehidupan dan menggambarkan semua pengalaman kepuasan anak pada usia ini. Saat ini merupakan saat untuk mendapatkan dan mengambil apapun melalui semua indra. Fokus terletak pada Panca Indera, sehingga mereka sangat memerlukan sentuhan dan pelukan. Rasa tidak percaya terjadi jika pengalaman yang meningkatkan tidak terpenuhinya rasa percaya atau jika kebutuhan dasar tidak dipenuhi secara konsisten atau adekuat. Hasil yang diharapkan adalah kepercayaan dan optimisme.

b. Autonomi vs malu dan ragu-ragu (1-3 tahun), berkaitan dengan tahap anal Freud.

Perkembangan autonomi selama periode toddler berpusat pada peningkatan kemampuan anak untuk mengendalikan tubuh mereka, diri mereka, dan lingkungan mereka. Pelajaran yang mereka peroleh sebagian besar didapat dari meniru aktivitas dan perilaku orang lain. Perasaan seperti ragu-ragu dan malu muncul ketika anak-anak diremehkan, ketika pilihan-pilihan mereka membahayakan, atau ketika mereka dipaksa untuk bergantung dalam beberapa hal yang sebenarnya mereka mampu melakukannya. Hasil yang diharapkan adalah control diri dan ketekunan.

c. Inisiatif vs rasa bersalah (3-6 tahun), berkaitan dengan tahap falik Freud.

Dicirikan dengan perilaku yang instrusif dan penuh semanga, berani berupaya, dan imajinasi yang kuat. Anak-anak terkadang memiliki tujuan atau melakukan aktivitas yang bertentangan dengan yang dimiliki orang tua agtau orang lain, dan dibuat merasa bahwa aktivitas atau imajinasi mereka merupakan hal yang buruk sehingga menimbulkan rasa bersalah. Hasil akhirnya adalah arahan dan tujuan.

d. Industri vs inferioritas (6-12 tahun), berkaitan dengan tahap laten Freud.

Anak-anak belajar berkompetisi dan bekerja sama dengan orang lain, dan mereka juga mempelajari aturan-aturan. Periode ini merupakan periode pemantapan dalam hubungan social mereka dengan orang lain. Ketidakadekuatan atau inferioritas dapat terjadi jika terlalu banyak yang diharapkan dari mereka atau jika mereka percaya bahwa mereka tidak dapat memenuhi standar yang ditetapkan orang lain untuk mereka. Kualitas ego yang berkembang dari rasa industry adalah kompetensi.

e. Identitas vs kebingungan peran (12-18 tahun), berkaitan dengan tahap genital Freud.

Perkembangan identitas dicirikan dengan perubahan fisik yang cepat dan jelas. Remaja berusaha beradaptasi dengan peran yang mereka mainkan dan mereka berharap dapat bermain dalam peran dan gaya terbaru yang dilakukan oleh teman-teman sebaya mereka terhadap lingkungan dan pembuatan keputusan tentang okupasi. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan konflik inti menyebabkan terjadinya kebingungan peran. Hasil dari penguasaan yang sukses adalah kesetian dan ketaatan terhadap orang lain serta terhadap nilai-nilai dan ideology.

2.2. Dasar Teoretik Perkembangan Mental

Dengan perkembangan kognitif, anak-anak membutuhkan kemampuan untuk berpikir secara abstrak, untuk berpikir secara logis, dan untuk mengatur fungsi intelektual atau kinerja ke dalam susunan struktur yang lebih tinggi. Perkembangan bahasa, moral, dan spiritual muncul saat kemampuan kognitif telah meningkat.

Perkembangan kognitif (Piaget)

Perkembangan kognitif terdiri atas perubahan-perubahan terkait usia yang terjadi dalam aktivitas mental. Piaget mengemukakan 3 tahap berpikir:

1. Intuisi

2. Operasional konkret

3. Operasional formal

Ketiga mereka memasuki tahap berpikir konkret pada usia kira-kira 7 tahun, anak-anak mampu membuat kesimpulan logis, mengklasifikasi, dan menghadapi banyaknya hubungan mengenai hal-hal konkret. Jalannya perkembangan intelektual bersifat maturasional dan tetap dibagi menjadi tahap-tahap berikut ini:

a. Sensorimotor (lahir-2 tahun)

· Anak-anak mengalami perkembangan aktivitas reflex dari perilaku berulang sederhana ke perilaku imitative

· Penyelesaian masalah biasanya bersifat uji coba.

· Mereka menumjukkan rasa ingin tahu yang tinggi, eksperimentasi, dan menyukai hal-hal baru serta mulai membentuk rasa diri.

· Mereka menyadari bahwa sebuah objek tetap ada walaupun tidak terlihat.

· Di akhir periode sensori motor anak-anak mulai menggunakan bahasa dan cara berpikir representasional.

b. Praoperasional (2-7 tahun)

· Ciri tahap ini adalah egosentrisme, hal ini bukan berarti egois tetapi ketidakmampuan untuk menempatkan diri di tempat orang lain.

· Anak-anak menginterpretasikan objek dan peristiwa dari segi hubungan mereka atau penggunaan mereka terhadap objek tersebut.

· Mereka tidak dapat melihat sudut pandang orang lain

· Berpikir praoperasional bersifat konkret dan nyata

· Pemikiran didominasi oleh apa yang mereka lihat, dengar, atau alami.

· Melalui bermain imajinasi, bertanya dan interaksi lainnya, mereka mulai membuat konsep dan membuat hubungan sederhana anta ride.

· Pada tahap akhir periode ini pemikiran mereka bersifat intuitif (mis., bintang harus pergi tidur karena mereka juga tidur) dan mereka baru mulai menghadapi masalah berat badan, tinggi badan, ukuran dan waktu

· Cara berpikir bersifat transduktif yaitu karena 2 kejadian terjadi bersamaan mereka saling menyebabkan satu sama lain atau pengetahuan tntang satu ciri dipindahkan ke cirri lain

c. Operasional konkret (7-11 tahun)

· Anak-anak mampu mangklasifikasi, mengurutkan, menyusun, dan mengatur fakta tentang dunia untuk menyelesaikan masalah

· Mereka membentuk konsep baru tentang permanen (konservasi)

· Mereka mampu menghadapi sejumlah aspek berbeda dalam sebuah situasi secara bersamaan

· Mereka menyelesaikan masalah secara konkret dan sistematis berdasarkan apa yang mereka rasakan

· Caar berpikir bersifat induktif

· Mereka dapat mempertimbangkan sudut pandang orang lain yang berbeda dan sudut pandang mereka sendiri

d. Operasional formal (11-15 tahun)

· Ciri tahap ini adalah adaptabilitas dan fleksibilitas

· Remaja dapat berpikir menggunakan istilah-istilah abstrak, symbol abstrak, dan menarik kesimpulan logis dari serangkaian observasi.

· Mereka dapat membuat hipotesis dan mengujinya

Perkembangan bahasa

Lingkungan harus memberikan cara bagji mereka untuk menguasai keterampilan berbahasa. Keahlian berbicara membutuhkan struktur dan fungsi fisiologis yang utuh. Laju perkembangan bicara bervariasi dari satu anak ke anak lainnya dan berkaitan langsung dengan kompetensi neurologic dan perekmbangan kognitif. Pada saat kemampuan bicara berkembang, bahasa tubuh berkurangnamun tidak pernah hilang sepenuhnya. Pada saat mereka mulai berjalan, anak-anak mulai mampu menyebutkan nama objek dan orang. Bagian dari bicara yang pertama kali digunakan adalah kata benda, terkadang kata kerja dan gabungan kata-kata.

Perkembangan moral (Kohlberg)

Perkembangan moral Kohlberg dibuat berdasarkan teori perkembangan kognitif dan terdiri atas 3 tingkat utama berikut ini:

a. Tingkat prakonvensional

· Terorientasi secara budaya dengan label baik/buruk dan benar/salah, anak-anak mengintegrasikan label ini dalam konsekuensi fisik atau konsekuensi menyenangkan dari tindakan mereka

· Mereka menghindari hukuman dan mematuhi tanpa mempertanyakan siapa yang berkuasa untuk menentukan dan memperkuat aturan dan label.

· Mereka tidak memiliki konsep attanan moral dasar yang mendukung konsekuensi ini

b. Tingkat konvensional

· Anak-anak berfokus pada kepatuhan dan loyalitas

· Mematuhi aturan, melakukan tugas seseorang, menunjukkan rasa hormat terhadap wewenang, dan menjaga aturan social merupakan perilaku yang tepat

c. Tingkat pascakonvensional, autonomi, atau prinsip

· Perilaku yang tepat cenderung didefinisikan dari segi hak-hak dan standar umum individu yang telah diuji dan disetujui masyarakat

Tingkat perkembangan moral yang paling lanjut adalah ketika prinsip etis yang dipilih sendiri memandu pengambilan keputusan hati nurani.

Perkembangan spiritual

Tahap perkembangan keimanan yang berkaitan dengan perkembangan kognitif dan psikososial di masa kanak-kanak:

Tahap 0: Undifferentiated

· Tahap ini menekankan periode mas abayi ketika anak tidak memiliki konsep benar/salah, tidak memiliki keyakinan, dan tidak ada keyakinan yang membimbing mereka.

· Awal keimanan terbentuk dari pengembangan rasa percaya dasar melalui hubungannya dengan pemberi asuhan primer

Tahap 1: Intuitive-projective

· Anak-anak menirukan gerakan dan perilaku keagamaan orang lain tanpa memahami makna atau pentingnya aktivitas tersebut.

· Sikap orang tua terhadap kode moral dan keyakinan beragama menyampaikan kepada anak tentang apa yang mereka anggap baik atau buruk.

Tahap 2: Mythical-literal

· Pada usia sekolah anak–anak sangat tertarik pada agama

· Mereka menerima ketuhanan dan doa kepada yang Maha Kuasa merupakan hal yang penting dan perlu dijawab, perilaku yang baik perlu diberi penghargaan dan perilaku yang buruk perlu diberi hukuman.

· Mereka membentuk hati nurani yang terganggu jika mereka tidak mematuhinya

Tahap 3: Syntetic-convention

· Saat mendekati remaja, mereka semakin menyadari bahwa doa tidak selalu dikabulkan dan dapat mulai mengabaikan atau memodifikasi beberapa praktik keagamaan

Tahap 4: Individuating-reflexing

· Remaja menjadi lebih skeptis dan mulai membandingkan berbagai standar keagamaan orang tua mereka dengan orang lain

· Mereka mulai membandingkan standar keagamaan dengan sudut pandang ilmiah

2.3. Perkembangan Konsep Diri

Konsep diri adalah bagaimana individu menggambarkan dirinya sendiri.istilah konsep diri mencakup konsep, keyakinan dan pendirian yang ada dalam pendirian seseorang tentang dirinya sendiri dan yang mempengaruhi hubungan individu tersebut dengan orang lain. Pada masa bayi konsep diri terutama adalah kesadaran tentang eksistensi mandiri seseorang yang dipelajari di masa lalu sebagai hasil dari kontak social dan pengalaman dengan orang lain. Proses ini menjadi lebih aktif selama masa toddler.

Citra Tubuh

Citra tubuh mengacu pada konsep dan sikap subjektif yang dimiliki individu terhadap tubuh meerka sendiri. Citra tubuh terdiri atas:

a. Sifat fisiologis yaitu persepsi tentang kaakteristik fisik seseorang

b. Sifat psikologik yaitu nilai dan sikap terhadap tubuh, kemampuan, dan ideal diri

c. Sifat social yaitu diri sendiri dalam kaitannya denagn orang lain

Orang terdekat dalam kehidupan mereka memberikan dampak paling penting dan bermakna pada citra tubuh anak. Label yang dilekatkan pada mereka atau pada bagian tubuh ikut mempengaruhi citra tubuh mereka. Bayi menerima masukan tentang tubuh mereka melalui eksplorasi diri dan stimulasi sensori dari orang lain. Anak yang mempunyai tubuh menyimpang dari norma sering kali dikritik atau dittertawakan.

Toddler belajar untuk mengenali berbagai bagian tubuh meerka dan mampu menggunakan symbol untuk menunjukkan objek. Anak prasekolah emnyadari keutuhan tubuh mereka dan menemukan kelamin mereka. Anak usia sekolah mulai belajar tentang struktur dan fungsi tubuh internal dan menyadari perbedaan dalam ukuran dan konfigurasi tubuh. Masa remaja adalah usia ketika anak menjadi lebih berkonsentrasi pada fisik diri.

Harga Diri

Harga diri adalah nilai yang ditempatkan individu pada diri sendiri dan mengacu pada evaluasi diri secara menyeluruh terhadap diri sendiri (Willoughby, King dan Polatajka, 1996). Harga diri digambarkan sebagai komponen afektif diri. Istilah haraga diri mengacu pada penilaian pribadi dan subjektif tentang makna seseorang yang didapat dan dipengaruhi oleh kelompok social dalam lingkungannya saat ini dan persepsi individu tentang bagaimana mereka dihargai oleh orang lain.

Toddler yang sangat egosentris tidak menyadari adanya perbedaan antara kemmampuan dan pengakuan social. Anak usia prasekolah dan sekolah semakin sangat menyadari perbedaan antara kemmampuan mereka dan kemampuan anak yang lebih besar. Mereka rentan terhadap perasaan tidak berharga dan mencemaskan kegagalan. Harga diri mereka berisiko selama masa remaja awal ketika mereka mendefinisikan identitas dan rasa diri dalam konteks kelompok sebaya mereka.

Anak mengkaji aspek berikut dalam diri mereka sendiri dalam membentuk evaluasi menyeluruh tentang harga diri mereka, yaitu:

a. Kemampuan

b. Rasa kendali

c. Nilai moral

d. Nilai cinta dan penerimaan