RSS

MEDIA PENGAJARAN

1. PENGERTIAN MEDIA PENGAJARAN

Secara etimologi, kata “ media” merupakan bentuk jamak dari “medium”, yang berasal dan Bahasa Latin “ medius” yang berarti tengah. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “ medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat mengarah pada sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan. Media dapat diartikan sebagai
suatu bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (AECT, 1977:162).

(http://www.shirocoo.co.cc/2010/03/media-pembelajaran.html)

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.

(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/)

Dengan demikian media pengajaran adalah alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dan pesan-pesa pengajaran dari sumber belajar yaitu guru kepada peserta didik yaitu siswa agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

2. KEGUNAAN DAN JENIS-JENIS MEDIA PENGAJARAN

Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely dalam Ibrahim, et.al., 2001) adalah sebagai berikut :

Pertama, kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya.

Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya.

Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio.

Hambatan-hambatan komunikasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

Pertama, verbalisme, artrinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya. Hal ini terjadi karena biasanya guru mengajar hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), siswa cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru.

Kedua, salah tafsir, artinya dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan dengan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan sebagainya.

Ketiga, perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru.

Keempat, tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati atau dilihat, dialami secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran hingga timbulnya konsep.

(http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/MEDIA_PEMBELAJARAN.pdf)

Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :

  1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
  2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik.
  3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
  4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
  5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
  6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
  7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
  8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak

Sudjana, dkk. (2002:2) menyatakan tentang tujuan pemanfaatan media adalah

(1) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi,

2) bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami,

(3) metode mengajar akan lebih bervariasi,

(4) siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan penggunaan media adalah

(1) fektivitas dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar,

(2) meningkatkan motivasi belajar siswa,

(3) variasi metode pembelajaran,

(4) peningkatan aktivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Secara umum manfaat penggunaan media pengajaran dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu

(1) media pengajaran dapat menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan,

(2) media pengajaran dapat mengatasi perbedaan pengalaman belajar anak didik berdasarkan latar belakang sosil ekonomi,

(3) media pengajaran dapat membantu anak didik dalam memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain,

(4) media pengajaran dapat membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami dalam kegiatan belajar mengajar mereka, misainya menyaksikan pemutaran film tentang suatu kejadian atau peristiwa. rangkaian dan urutan kejadian yang mereka saksikan dan pemutaran film tadi akan dapat mereka pelajari secara teratur dan berkesinambungan,

(5) media pengajaran dapat menumbuhkan kemampuan anak didik untuk berusaha mempelajari sendiri berdasarkan pengalaman dan kenyataan,

(6) media pengajaran dapat mengurangi adanya verbalisme dalain suatu proses (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)

(Latuheru, 1988:23-24).

Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:

  1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
  2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
  3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya
  4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.

(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran/)

Menurut Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, mahal, dan media sederhana. Schramm juga mengelompokkan media menurut kemampuan daya liputan, yaitu

(1) liputan luas dan serentak seperti TV, radio, dan facsimile;

(2) liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio tape;

(3) media untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar dengan komputer dam telpon.

Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, member kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.

(http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/MEDIA_PEMBELAJARAN.pdf)

3. PRINSIP PENGGUNAAN MEDIA PENGAJARAN

Ada beberapa prinsip yang harus dijadikan dasar dalam memilih media pengajaran, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus. Prinsip umum dalam memilih dan menggunakan media pengajaran harus diperhatikan sebagai berikut:

1. Media tidak dapat 100% dapat menggantikan peran guru.

2. Perlu persiapan yang matang baik guru, siswa, alat, program maupun tempat yang akan digunakan.

3. Pertimbangkan mutu media yang akan digunakan dalam artian harus handal, sistem kerjanya mudah dipahami, spesifikasi dari bahan yang bermutu, praktis penggunaannya, serta menjamin keselamatan bagi penggunanya.

4. Media harus jelas dan menarik.

5. Ketersediaan media yang akan digunakan.

6. Pertimbangkan waktu yang tersedia, mulai dari persiapan penggunaan dan penyempurnaan kembali media yang digunakan.

Sedangkan secara khusus penggunaan media pengajaran harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pemilihan media pengajaran berdasarkan tujuan pembelajaran.

2. Pengguanan media pengajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik.

3. Pemilihan media pengajaran sesuai dengan kondisi, situasi, waktu dan tempat.

4. Penggunaan media pengajaran sesuai dengan karakteristik media pembelajaran.

5. Pemilihan media pengajaran sessuai dengan ketersediaan media pengajaran itu sendiri.

Menurut Rumampuk (1988:19) bahwa prinsip-prinsip pemilihan media adalah

(1) harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa,

(2) pemilihan media hams secara objektif, bukan semata-mata didasarkan atas kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan atau hiburan. pemilihan media itu benar-benar didasarkan atas pertimbangan untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa,

(3) tidak ada satu pun media dipakai untuk mencapai semua tujuan. Setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan. Untuk menggunakan media dalam kegiatan belajar mengajar hendaknya dipilih secara tepat dengan melihat kelebihan media untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu,

(4) pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan metode mengajar dan materi pengajaran, mengingat media merupakan bagian yang integral dalam proses belajar mengajar,

(5) untuk dapat memilih media dengan tepat, guru hendaknya mengenal ciri-ciri dan masing-masing media,

(6) pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan.

(http://endonesa.wordpress.com/ajaran-pembelajaran/media-pembelajaran/)

4. MEMILIH MEDIA

Variabel-variabel dalam memilih bentuk pembelajaran

Sejumlah variabel sebaiknya dijadikan pertimbangan ketika guru menyeleksi model pembelajaran, strategi, dan metode-metode yang akan digunakan. Variabel-variabel tersebut di antaranya :

· hasil dan pengalaman belajar siswa yang diinginkan;

· urutan pembelajaran (sequence) yang selaras : deduktif atau induktif;

· tingkat pilihan dan tanggung jawab siswa (degree);

· pola interaksi yang memungkinkan;

· keterbatasan praktek pembelajaran yang ada.

(http://gurupkn.wordpress.com/2008/01/17/kegiatan-pembelajaran-dan-pemilihan-media-pembelajaran/)

Dalam memilih media juga harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Objektivitas, yaitu pilihan didasarkan atas prinsip efektifitas dan efisiensi, yaitu ketepatan yang disesuaikan dengan materi serta tujuan pengajaran, bukan didasarkan atas kebiasaan, kesenangan maupun kemampuan guru menggunakan media pengajaran tersebut.

2. Program pengajaran yaitu tingkat kesesuaian dengan struktur kurikulum dan kedalaman materi pelajaran yang akan disampaikan.

3. Disesuaikan dengan situasi dan kondisi baik tempat atau ruangan maupun kondisi anak didik.

4. Kualitas teknik memenuhi syarat keselamatan penggunaannya dan mudah untuk disempurnakan bila diperlukan dan tidak membahayakan penggunanya.

(http://santridaruz.blogspot.com/2008/05/media-pengajaran.html)

Ibrahim (1991:24) menyatakan beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk memilih media pembelajaran, antara lain

(1) sebelum memilih media pembelajaran, guru harus menyadari bahwa tidak ada satupun media yang paling baik untuk mencapai semua tujuan. masing-masing media mempunyai kelebihan dan kelemahan. penggunaan berbagai macam media pembelaiaran yang disusun secara serasi dalam proses belajar mengajar akan mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran,

(2) pemilihan media hendaknya dilakukan secara objektif, artinya benar-benar digunakan dengan dasar pertimbangan efektivitas belajar siswa, bukan karena kesenangan guru atau sekedar sebagai selingan,

(3) pernilihan media hendaknya memperhatikan syarat-syarat

(a) sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

(b) ketersediaan bahan media,

(c) biaya pengadaan,

(d) kualitas atau mutu teknik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran adalah

(1) media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran, metode mengajar yang digunakan serta karakteristik siswa yang belajar (tingkat pengetahuan siswa, bahasa siswa, dan jumlah siswa yang belajar),

(2) untuk dapat memilih media dengan tepat, guru harus mengenal ciri-ciri dan tiap tiap media pembelajaran,

(3) pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada siswa yang belajar, artinya pemilihan media untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa,

(4) pemilihan media harus mempertimbangkan biaya pengadaan, ketersediaan bahan media, mutu media, dan lingkungan fisik tempat siswa belajar.

ü Dalam proses pemilihan ini, Anderson (1976) mengemukakan prosedur pemilihan media menggunakan pendekatan flowchart (diagram alur). Dalam proses tersebut ia mengemukan beberapa langkah dalam pemilihan dan penentuan jenis penentuan media, yaitu :

· Menentukan apakah pesan yang akan kita sampaikan melalui media termasuk pesan pembelajaran atau hanya sekedar informasi umum / hiburan. Jika hanya sekedar informasi umum akan diabaikan karena prosedur yang dikembangkan khusus untuk pemilihan media yang bersifat / untuk keperluan pembelajaran.

· Menentukan apakah media itu dirancang untuk keperluan pembelajaran atau hanya sekedar alat bantu mengajar bagi guru (alat peraga). Jika sekedar alat peraga, proses juga dihentikan ( diabaikan).

· Menentukan apakah tujuan pembelajaran lebih bersifat kognitif, afektif atau psikomotor.

· Menentukan jenis media yang sesuai untuk jenis tujuan yang akan dicapai, dengan mempertimbangkan kriteria lain seperti kebijakan, fasilitas yang tersedia, kemampuan produksi dan beaya.

· Mereview kembali jenis media yang telah dipilih, apakah sudah tepat atau masih terdapat kelemahan, atau masih ada alternatif jenis media lain yang lebih tepat.

· Merencanakan, mengembangkan dan memproduksi media.

Tinggi rendahnya kemampuan setiap jenis media bagi pencapaian berbagai tujuan belajar sebagai berikut :

Jenis Belajar

Jenis Media

Informasi Faktual

Pengenalan Visual

Konsep, Prinsip

Prosedural

Keteram-pilan, gerakan

Sikap, motivasi

Gambar diam

Gambar hidup

Televisi

Benda nyata

Audio

Pembelajan terprogram

Peragaan

Buku Teks

Sajian lisan

Sedang

Sedang

Sedang

Rendah

Sedang

Sedang

Rendah

Sedang

Sedang

Tinggi

Tinggi

Sedang

Tinggi

Rendah

Sedang

Sedang

Rendah

rendah

Sedang

Tinggi

Tinggi

Rendah

Rendah

Sedang

Rendah

Sedang

Sedang

Sedang

Tinggi

Sedang

Rendah

Sedang

Tinggi

Tinggi

Sedang

sedang

Rendah

Sedang

Rendah

Rendah

Rendah

Rendah

Sedang

Rendah


(http://aristorahadi.wordpress.com/2008/06/02/bagaimana-memilih-media-pembelajaran/)

Every time I think of you

Every time I think of you
I get a shot right through
Into a bolt of blue
It's no problem of mine
But it's a problem I find
Living the life that I can't leave behind
There's no sense in telling me
The wisdom of a fool won't set you free
But that's the way that it goes
And it's what nobody knows
And every day my confusion grows
Every time I see you falling
I get down on my knees and pray
I'm waiting for the final moment
You say the words that I can't say

I feel fine and I feel good
I feel like I never should
Whenever I get this way
I just don't know what to say
Why can't we be ourselves like we were yesterday
I'm not sure what this could mean
I don't think you're what you seem
I do admit to myself
That if I hurt someone else
Then I'll never see just what we're meant to be
Every time I see you falling
I get down on my knees and pray
I'm waiting for the final moment
You'll say the words that I can't say
Every time I see you falling
I'll get down on my knees and pray
I'm waiting for the final moment
You'll say the words that I can't say










Pelatihan dokter kecil

BAB II

MATERI DAN METODE PELAKSANAAN

2.1 Materi Program

2.1.1 Pelatihan Dokter Kecil

1. Dokter kecil

Dokter kecil adalah siswa yang memenuhi criteria dan telah terlatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya.

Tujuan

· agar murid dapat menolong dirinya sendiri dan orang lain untuk hidup sehat

· agar murid dapat membina teman-temannya dan berperan sebagai promotor dan motivator dalam menjalankan usaha kesehatan terhadap diri masing-masing

· agar murid dapat membantu guru, keluarga, dan masyarakat di sekolah maupun di luar sekolah

· pengamatan kebersihan ruang UKS, warung sekolah, dan lingkungan sekolah

· pengamatan kebersihan di sekolah seperti halaman sekolah, ruang kelas, perlengkapan, persediaan air bersih, WC, tempat sampah, dll.

· Melaporkan hal-hal khusus yang ditemui kepada guru UKS/kepala sekolah.

Kriteria peserta

· telah menduduki kelas 4 SD

· berprestasi

· berwatak pemimpin dan bertanggung jawab

· bersih dan berperilaku baik

· bermoral baik dan suka menolong

· bertempat tinggal di rumah sehat

· diizinkan orang tua.

Tugas dan kewajiban dokter kecil

· selau bersikap dan berperilaku sehat

· mengajak serta dan mendorong murid lainnya untuk bersama-sama menjalankan program kesehatan terhadap dirinya masing-masing

· mengusahakan tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di sekolah dan di rumah

· mambantu guru dan petugas kesehatan pada waktu mereka menyelenggarakan pelayanan kesehatan di sekolah

· berperan aktif dalan kampanye kesehatan yang diselenggarakan di sekolah, misalnya pekan kebersihan, pekan penimbangan dan pengukuran tinggi badan, pekan gizi, dll

Kegiatan dokter kecil

1. menggerakkan teman agar saling mengamati tentang:

· pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi

· pengukuran tinggi badan dan berat badan

· dll

2. pengamatan kebersihan warung dan kebun sekolah

3. pengamatan hygiene dan sanitasi rumah dan sekolah: halaman, ruang kelas, perlengkapan, persediaan air bersih, dll

4. penjagaan kesehatan terhadap kecelakaan: kotak P3K, dll

5. pencatatan dan pelaporan

6. rujukan.

Pencatatan kegiatan

  1. Perilaku sehat yang dilakukan sendiri atau dianjurkan kepada orang lain. Misalnya:

· menggunting kuku rutin

· mandi 2x sehari

· menggosok gigi

· melihat TV jangan terlalu dekat

· jangan berbaring sambil membaca buku

· jangan tidur terlalu larut malam

· sikap duduk yang baik pada saat belajar

· buang sampah pada tempatnya

2. Buku harian tersebut dilaporkan tiap minggu pada guru UKS/orang tua untuk diparaf dan diberi komentar.

2. Kesehatan dan kebersihan diri

Kesehatan mata

· jangan membaca di tempat yang kurang/terlalu terang

· jangan membaca sambil tiduran

· membaca dengan jarak 30 cm

· jangan menatap langsung sinar matahari yang sangat terang

· sering memberi istirahat pada mata

· memeriksakan mata segera ke dokter bila terjadi gangguan mata

· makan makanan yang yang mengandung vitamin A, seperti wortel, rimbang, dll

Kesehatan telinga

· jangan meninju telinga orang lain atau berteriak keras-keras di depan telinga

· segera berobat bila ada gangguan telinga

· jangan terlalu sering membersihkan telinga ( 1-2 kali seminggu)

Kesehatan gigi dan mulut

· menutup mulut dengan tangan atau sapu tangan bila bersin atau batuk

· menyikat gigi 2 kali sehari

· mengurangi makanan yang manis dan lengket

· banyak mengkonsumsi buah dan sayur

· sikat gigi harus bersih

· memeriksakan gigi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali

Kebersihan kaki dan tangan

· cucilah tangan dan kaki secara teratur

· cucilah dengan sabun setelah BAB

· potonglah kuku minimal sekali seminggu

· pakailah selalu alas kaki

Kebersihan kulit dan kepala

· mandilah minimal 2 kali sehari

· mandilah dengan air bersih dan sabun mandi

· keramaslah rambut sedikitnya 1 kali semnggu

· setelah mandi keringkan dengan handuk

Kebersihan pakaian

· pakailah pakaian yang bersih dan rapi

· lepaskanlah baju yang basah selekas mungkin

· hindari memakai pakaian dan sepatu yang sempit

· baju dicuci dan distrika

3. Kesehatan lingkungan

· buanglah sampah pada tempatnya

· buanglah kaleng-kaleng bekas yang bias menampung air

· biasakan bergotong royong untuk membersihkan pekarangan sekitar runah

· membersihkan ruang kelas

· jangan meludah di lantai

· tersedianya air bersih

· kamar mandi harus bersih

· warung sekolah harus bersih dan tersedia makanan yang sehat.

4. Gizi

Ilmu gizi ialah ilmu tentang makanan dan zat gizi serta zat lain yang dikandunhnya. Gizi adalah segala asupan yangdiperlukan agar tubuh menjadi sehat. Zat gizi terdiri dari 6 kategori : karbohidrat, potein, lemak, vitamin, mineral dan air.

Fungsi utama zat gizi (tri guna makanan) adalah

· sumber zat tenaga; manusia memerlukan makanan agar mempunyai tenaga untuk bekerja, bermain, belajar, berolahraga, dll. Misalnya padi-padian, umbi-umbian, tepung.

· Sumber zat pengatur; manusia memerlukan makanan agar semua bagian tubuh kita dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Misalnya sayur dan buah.

· Sumber zat pembangun; manusia perlu makanan agar dapat tumbuh dengan baik. Misalnya, kacang-kacanagn, kedelai, tempe,tahu, telur, daging, hati, udang, iakn, susu, ayam, makanan hewani dan hasil olahan.

Jadi, fungsi zat gizi :

· Karbohidrat sebagai sumber tenaga

· Protein zat pembangun dan tenaga

· Lemak; sebagai sumber tenaga dan pelarut vit ADEK

· Vitamin zat pengatur

· Mineral, zat pengatur dan pembangun

· Air; membantu dalam proses pencernaan makanan

Yang mempengaruhi kebutuhan makanan anak sekolah:

· Berat badan

· Tinggi badan

· Umur

· Jenis kelamin

· Jenis aktivitas

Memilih makanan yang baik juga penting, cirri makanan yang baik adalah

· Yang memenuhi triguna makanan

· Makanan yang bersih, bebas dari debu, lalat dan serangga lainnya

· Makanan yang aman dan tidak mengandung bahan berbahaya yang dilarang untuk makanan seperti zat pewarna makanan berbahaya dan pengawet

· Makanan yang halal, tidak bertentangan dengan agama yang dianut siswa.

Ciri-ciri makanan yang tidak layak dikonsumsi adalah

· Makanan yang sudah basi

· Makanan yang berubah rasanya

· Makanan yang sudah lembek, berlendir atau berbusa

· Makanan berjamur

· Makanan berulat/mengandung benda asing

· Makanan kadarluasa

· Makanan yang sudah kemasan yang rusak

Ketidakseimbangan antara asupan makanan dan penggunaan zat gizi yang terkandung untuk keperluan metabolisme tubuh akan mengganggu fungsi metabolisme tersebut. Kekurangan zat gizi akan menyebabkan status zat gizi kurang atau gizi buruk. Sebaliknya kelebihan zat gizi akan menyebabkan status gizi lebih yang ditandai dengan kegemukan atau obesitas.

Ada 13 macam dasar pesan gizi seimbang yang bisa dipedomani dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

1. makanlah aneka ragam makanan

2. makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

3. makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi

4. batasi konsomsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukipan energi

5. gunakan garam beryodium

6. makanlah makannan zat besi

7. berikan ASI saja sampai anak berumur 6 bln dan tambanhkan makanan pemdamping ASI sesudahnya

8. biasakan makan pagi

9. minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya

10. lakukan aktivitas fisik secara teratur

11. hindari minum-minuman beralkohol

12. makanlah makanan yang aman bagi kesehatan

13. bacalah label pada makanan yang dikemas.

Cara menilai status gizi adalah

    1. menimbang berat badan
    2. mangukur tinggi badan
    3. mencari berat badan ideal ((TB-100)-10%(TB-100))

5. P3K

P3K adalah pemberian pertolongan segera pada penderita sakit atau cedera/ kecelakaaan sebelum mereka dibawa ke tempat rujukan seperti puskesmas, klinik, atau rumah sakit.

Tujuan

A. mencegah keadaan menjadi lebih parah

B. mamberikan rasa nyaman dan membantu proses penyembuhan

Prinsip P3K

· jangan lakukan sesuatu yang berbahaya

· jangan mengerjakan tindakan meragukan hanya karena ingin melakukan sesuatu

· waktu sangatlah penting

· jangan menambah kerusakan

Hal-hal yang sering mengakibatkan kecelakaan/kejadian kegawatdaruratan yang sering terjadi :

· jatuh dari ketinggian

· luka baker

· tersengat listrik

· keracunan

· kecelakaan kendaraan bermotor

· tenggelam

· tersedak

· dll

Hal yang diutamakan pada pelaksanaan P3K

a. keamanan penolong

b. keamanan lingkungan

c. keamanan korban

Langkah-langkah pemeriksaan korban kecelakaan

a. periksa kesadaran

b. periksa pernapasan

c. periksa tanda-tanda perdarahan dan peredaran darah

d. periksa tanda-tanda lain seperti patah tulang, luka, dan perhatikan keluhannya:

tanyakan kepada korban apakah ada rasa nyeri, linu atau sakit?apakah ada luka?minta tunjukkan tempat yang sakit. Harus diperiksa dan diperhatikan pula apakah ada luka lainnya, beritahu korban bahwa ia akan ditolong dan ajaklah berrcakap-cakap.

Keterampilan dasar klinis

a. pengukuran denyut nadi

Normalnya 60-100 kali permenit.

Denyut nadi meningkat bila:

· bekerja atau beraktivitas

· demam

· dehidrasi

· menderita penyakit jantung

b. pengukuran suhu tubuh

normalnya 36-37,5 0C

c. pernapasan

normalnya 12-20 kali permenit

Penghentian perdarahan pada luka.

Luka adalah suatu irisan atau robekan pada kulit. Semua luka berdarah selalu terasa sakit dan mudah terjadi infeksi.

Apabila ada teman yang terluka :

a. pastikan dimana tempat luka. Apakah ada luka-luka di tempat lain

b. tanyakan apa yang telah terjadi, kapan dan bagaimana hal itu terjadi

c. lihatlah luka pada teman dan perhatikan apakah teman tersebut kehilangan darah

d. jika teman tersebut kehilangan banyak darah, penolong harus mencoba untuk menghentikan perdarahan. Caranya dengan mengangkat bagian yang terluka lebih tinggi dari bagian yang tidak terluka

e. tekan bagian yang terluka dengan kain bersih selama kira-kira 10 menit

f. lalu tarik kain tersebut, apakah darah masih mengalir dari luka tersebut

g. bila darah telah berhenti, minta agar teman mau meminum beberapa gelas air

h. bersihkan luka dengan air

i. lalu obati luka dengan betadine

j. bila darah masih keluar, angkat bagian yang luka lebih tinggi

k. lalu balut luka tersebut dengan balutan yang kuat.

2.1.2 Posyandu

A. Pengertian

Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).

Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu , hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama (Depkes RI, 1990).

B.Tujuan penyelenggara Posyandu

  1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu Hamil, melahirkan dan nifas)
  2. Membudayakan NKKBS.
  3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB Berta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
  4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.

C. Kegiatan Pokok Posyandu :

1. KIA

2. KB

3. lmunisasi.

4. Gizi.

5. Penggulangan Diare.

D. Pembentukan Posyandu.

a. Langkah – langkah pembentukan :

1) Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.

2) Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah bimbingan teknis unsur kesehatan dan KB .

3) Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri, sarana dan prasarana posyandu, biaya posyandu

4) Pemilihan kader Posyandu.

5) Pelatihan kader Posyandu.

6) Pembinaan.

b. Kriteria pembentukan Pos syandu.

Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai sedangkan satu Posyandu melayani 100 balita.

c. Kriteria kader Posyandu :

1) Dapat membaca dan menulis.

2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan.

3) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat.

4) Mempunyai waktu yang cukup.

5) Bertempat tinggal di wilayah Posyandu.

6) Berpenampilan ramah dan simpatik.

7) Diterima masyarakat setempat.

d. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu.

1. Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader, Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari Puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat dengan system 5 meja yaitu :

Meja I : Pendaftaran.

Meja II : Penimbangan

Meja III : Pengisian KMS

Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.

Meja V : Pelayanan KB & Kes :

· Imunisasi

· Pemberian vitamin A Dosis Tinggi berupa obat tetes ke mulut tiap bulan Februari dan Agustus.

· Pembagian pil atau kondom

· Pengobatan ringan.

· Kosultasi KB-Kesehatan

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB).

2. Sasaran Posyandu :

· Bayi/Balita.

· Ibu hamil/ibu menyusui.

· WUS dan PUS.

e. Peserta Posyandu mendapat pelayanan meliputi :

1) Kesehatan ibu dan anak :

· Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)

· Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan Februarii dan Agustus)

· PMT

· Imunisasi.

· Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.

2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.

3) Pemberian Oralit dan pengobatan.

4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS balita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN

S : Semua balita diwilayah kerja Posyandu.

K : Semua balita yang memiliki KMS.

D : Balita yang ditimbang.

N : Balita yang naik berat badannya.

Keberhasilan Posyandu berdasarkan :

1 ) D / S : baik/kurangnya peran serta masyarakat

2) N / D : Berhasil tidaknyaProgram posyandu

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh Kader PKK sedangkan meja V merupakan meja pelayanan para medis (Jurim, Bindes, Perawat clan Petugas KB)

f. Dana.

Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan Dana Sehat.

E. Strata Posyandu dikelompokkan menjadi 4 :

1. Posyandu Pratama :

• belum mantap.

• kegiatan belum rutin.

• kader terbatas.

2. Posyandu Madya :

• kegiatan lebih teratur

• Jumlah kader 5 orang

3. Posyandu Purnama :

• kegiatan sudah teratur.

• cakupan program/kegiatannya baik.

• jumlah kader 5 orang

• mempunyai program tambahan

4. Posyandu Mandiri :

• kegiatan secara terahir dan mantap

• cakupan program/kegiatan baik.

• memiliki Dana Sehat dan JPKM yang mantap.

2.2 Metode Pelaksanaan

2.2.1 Pelatihan Dokter Kecil

Metode yang digunakan dalam menjalankan pogram pelatihan dokter kecil ini adalah metode ceramah dalam pemberian materi, diskusi atau tanya jawab dengan peserta serta simulasi atau praktek.

Indikator Keberhasilan :

Peserta pelatihan dapat memahami materi yang diberikan dan dapat mengaplikasikannya baik untuk diri sendiri, orang lain dan lingkungan sekolahnya sendiri dalam kehidupannya sehari-hari.

2.2.2 Posyandu

Kegiatan yang difokuskan dalam kegiatan posyandu ini adalah penimbangan berat badan balita dan ibu hamil. Oleh karena itu, metode yang digunakan dalam menjalankan program ini adalah observasi langsung dan melakukan pengukuran berat badan balita dan ibu hamil tersebut. Alat yang digunakan adalah timbangan injak dan dacin.

Indikator Keberhasilan :

Balita dan ibu hamil yang datang ke posyandu dapat diukur berat badannya dan dapat diketahui status gizinya dengan membandingkan dengan hasil pengukuran pada bulan sebelumnya.